Cerita Recehan Bahasa Karya Ivan Lanin

Awalnya saya pikir “Recehan Bahasa Karya Ivan Lanin” itu akan mengulas dunia kebahasaan secara mendalam, dalam arti mengkaji secara teori, pengunaan gaya bahasa ilmiah bahkan terkesan seperti sebuah karya tulis ilmiah. Tapi, setelah dibuka bukunya, semuanya kesan itu berubah.



Saya memilih buku ini karena melihat kapasitas penulisnya yang sudah lama berada di dunia kebahasaan. Hal ini yang membuat saya yakin bahwa tulisannya menawarkan hal yang baru, terutama bagi pemula seperti saya.


Beberapa hambatan berbahasa tulis secara baik dan benar, yang dikutip dari Bambang Trim yakni :


  1. Merasa sudah paham karena belajar sejak kecil
  2. Malas merujuk kamus atau tata bahasa yang benar
  3. Malas mengikuti perkembangan bahasa
  4. Terpengaruh bahasa lisan/daerah 
  5. Jarang membaca


Saya setuju dengan beberapa hambatan berbahasa di atas, sebagai contoh pengunaan kata sambung yang seringkali kita keliru. Contohnya, pengunaan kata sambung namun, tetapi, dan tapi yang digunakan untuk menunjukan pertentangan atau perlawanan. Ketiga konjungsi ini kerap saling dipertukarkan dalam pengunaannya. Sebenarnya, ada perbedaan arti dan pengunaan ketiga kata ini.


  1. “Namun” adalah konjungsi antarkalimat untuk menyambungkan dengan kalimat sebelumnya. Ia diletakkan di awal kalimat dan diikuti oleh koma. Dalam bahasa inggris, konjungsi yang setara dengan “Namun” adalah however.
  2. Ungkapan “Akan tetapi” dapat dipakai sebagai sinonim “Namun”. 
  3. “Tetapi” adalah konjungsi intrakalimat untuk menyambungkan dua unsur setara di dalam suatu kalimat. Ia diletakkan di tengah kalimat dan didahului tanda koma. Dalam bahasa inggris, konjungsi yang setara dengan “Tetapi” adalah “But”. 
  4. “Tapi” adalah bentuk tidak baku dari “Tetapi”. Konjungsi ini perlu dihindari pemakaiannya dalam ragam bahasa formal.

Contoh yang benar :

“Anak itu sebenarnya pandai. Namun, ia malas” 

“Anak itu sebenarnya pandai, tetapi malas”

Beberapa hal yang bisa kamu pelajari lebih lanjut :


  1. Belajar lagi pedoman pembentukan istilah, kelihatannya sederhana tetapi ada persyaratannya.
  2. Padanan dan sinonim. Padanan adalah kata dalam bahasa lain yang maknanya mirip. Sedangkan sinonim adalah kata dalam bahasa yang sama yang maknanya mirip.  
  3. Makna dan sinonim. Makna adalah arti suatu kata. Sedangkan sinonim adalah kata lain yang artinya mirip. Kalau ingin mencari tahu makna suatu kata, bukalah KBBI. Kalau ingin menemukan sinonim, bukalah Tesaurus.
  4. Kata pengantar itu beda dengan prakata. Kata pengantar itu dibuat oleh orang lain, berisi apresiasi terhadap karya tulis dan penulisnya, bisa juga berisi ucapan terimakasih kepada penulis. Berbeda dengan prakata yang dibuat oleh penulis, yang bertujuan untuk memberikan penjelasan suatu tentang karya dan ucapan terimakasih penulis kepada pendukungnya.
  5. Belajar lagi seputar pemadanan atau padanan istilah. Ada dua teknik dalam padanan istilah yakni penyerapan dan penerjemahan. Yang tujuannya satu, mudah dipahami.
  6. Belajar tentang asal usul kata, mulai dari www.sealang.net, lalu rujuk KBBI untuk bahasa indonesia dan www.etymonline.com untuk bahasa inggris. 
  7. Belajar lagi tentang idiom, parafrasa., peribahasa, akronim dan slang. Menarik karena bisa memperkaya bahasa yang kamu gunakan dalam menulis.


Terakhir, Ivan Lanin berpesan bahwa “Baku Tak Mesti Kaku”, dengan cara memvariasikan diksi, luweskans struktur kalimat, sisipkan kata seru seperti “WAH” (informal), pakai emotikon (informal) dan mainkan intonasi (lisan).


Lebih baru Lebih lama